SENSASI ATAU MOTIVASI DALAM PAGUYUBAN KELAS
Mendengar kata "Sensasi" maka semua orang akan berkonotasi negatif. karena menurut orang banyak bahwa sensasi adalah mencari perhatian orang lain tetapi apa yang ditampilkan/dilakukan oleh orang yang bersangkutan tidak ada apa-apanya. Contoh zaman sekarang banyak penyanyi pendatang baru yang ingin ngetop di dunia hiburan sering membuat sensasi dengan tujuan ingin cepat terkenal dengan cara instan tanpa memperhatikan kualitas diri.
Pada pembagaian hasil belajar tengah semester Ganjil tahun Pelajaran 2017, oleh Kepala SMP Negeri 2 Tebing Karimun mengundang semua orang tua dari seluruh siswa kelas VIII. Agenda kegiatannya adalah pemberian motivasi kepada orang tua tentang pentingnya Pendidikan Keluarga di sekolah. Materi disampaikan oleh Bu Riza dari Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun. Saya adalah salah seorang dari orang tua yang berada di sekolah ini. Salah satu hal yang dismapikan oleh Bu Riza adalah jika berbicara pendidikan maka selama ini fokus pembicaraan kita hanya kerap jatuh kepada siswa dan guru. Sementara orang tua seperti diabaikan dalam pendidikan.Padahal, orang tua memiliki peran sangat besar dalam pendidikan anak. Keberhasilan pendidikan anak bergantung kepada keterlibatan keluarga.
Berikut ini adalah hasil pencarian saya (Kemitraan Sekolah dengan Keluarga dan masyarakat, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Jakarta Januari 2016 )
Kemitraan pendidikan adalah kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang berlandaskan pada asas gotong royong, kesamaan kedudukan, saling percaya, saling menghormati, dan kesediaan untuk berkorban dalam membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi peserta didik.
Tujuan program kemitraan satuan pendidikan dengan keluarga dan masyarakat untuk: (1) Menguatkan jalinan kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam mendukung lingkungan belajar yang dapat mengembangkan potensi anak secara utuh; (2) meningkatkan keterlibatan orang tua/wali dalam mendukung keberhasilan pendidikan anak di rumah dan di sekolah; dan (3) meningkatkan peran serta masyarakat dalam mendukung program pendidikan di sekolah dan di masyarakat.
Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dirancang agar terbentuk ekosistem pendidikan yang dapat mendorong tumbuhnya karakter dan budaya prestasi semua warga sekolah. Untuk mewujudkan harapan tersebut, maka kemitraan dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip-prinsip berikut.
Sebaliknya ketika berbicara motivasi maka yang terfikir dalam diri kita adalah bahwa kita melakukan sesuatu karena kita ingin menjadi lebih baik. Artinya melaksanakan suatu kegiatan yang belum pernah kita coba, yang biasanya hanya kita lihat dengan mata kepala dan kita dengar dari pembicaraan stake holder seperti kepala sekolah yang selalu bercerita bahwa keberhasilan sekolah mereka tidak lepas dari peran paguyuban, dan saat ini kita diminta untuk melakukannya sebagai anggota paguyuban suatu sekolah, maka kita termotivasi dengan asumsi bahwa siapaun orang yang memang mempunyai niat dan kemauan yang kuat serta mau bekerja keras maka semua angan-angan yang diwujudkan dalam sebuah impian dan semua impian itu bisa terjadi dengan izin Allah.
Nah, mungkin para pembaca berfikir apa hubungan antara sensasi dan motivasi daalm tu;lisan ini,
Pada pembagaian hasil belajar tengah semester Ganjil tahun Pelajaran 2017, oleh Kepala SMP Negeri 2 Tebing Karimun mengundang semua orang tua dari seluruh siswa kelas VIII. Agenda kegiatannya adalah pemberian motivasi kepada orang tua tentang pentingnya Pendidikan Keluarga di sekolah. Materi disampaikan oleh Bu Riza dari Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun. Saya adalah salah seorang dari orang tua yang berada di sekolah ini. Salah satu hal yang dismapikan oleh Bu Riza adalah jika berbicara pendidikan maka selama ini fokus pembicaraan kita hanya kerap jatuh kepada siswa dan guru. Sementara orang tua seperti diabaikan dalam pendidikan.Padahal, orang tua memiliki peran sangat besar dalam pendidikan anak. Keberhasilan pendidikan anak bergantung kepada keterlibatan keluarga.
Banyak penelitian
menunjukan bahwa keterlibatan orang tua di sekolah
bermanfaat, antara lain: (1) bagi peserta didik mendukung prestasi akademik, meningkatkan
kehadiran, kesadaran terhadap kehidupan yang sehat, dan meningkatkan perilaku
positif; (2) bagi orang tua memperbaiki pandangan terhadap sekolah,
meningkatkan kepuasan terhadap guru, dan mempererat
hubungan dengan anak; dan (3) bagi sekolah memperbaiki iklim sekolah,
meningkatkan kualitas sekolah, dan mengurangi masalah kedisiplinan
Bertolak
dari hal diatas tentang pentingnya peranan orang tua dalam menentukan kualitas
pendidikan, maka saya termotivasi untuk menggerakkan pendidikan keluarga di
sekoalah ini. Kebetulan sekali wali kelas putri saya Pak Taufiq yang akrab
disapa dengan Mr. T karena beliau mengajr Bahasa Inggris adalah guru yang
ditunjuk oleh sekolah untuk mewujudkan Pendidikan Keluarga di SMP Negeri 2
Tebing Binaan Karimun.
Pada
peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2017, sekolah mengundang sebagian orang tua
hadir di sekolah. Pada saat itu saya bertemu dengan orang tua Nilam yang
tahun kemaren adalah ketua OSIS SMP Negeri 2 Tebing dan saat ini dilanjutkan
kepengurusannya oleh putri saya Bening Putri Nabila. Dalam diskusi ini kami
tergerak hati untuk membentuk paguyuban yang sangat gencar dicanangkan oleh
pemerintah. Maka setelah upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Guru
Nasional, maka saya dengan mama NIlam menjumpai Bu Raja Hernawati, S.Pd SD yang yang
lebih akrab disapa Bu Erna sebagai kepala sekolah. Dalam pertemuan tersebut kami
menyampaikan keinginan kami untuk membentuk paguyuban pada setiap kelas.
Akhirnya disepakati bahwa kami akan mengadakan pertemuan dengan perwakilan lima
orang tua setiap kelas pada hari Rabu, 2 Oktober 2017. Untuk memperkuat dan
mempertajam pengetahuan saya tentang paguyuban dalam Pendidikan keluarga maka
saya menjelajah melaui dunia maya mencari dan menggali informasi serta payung
hukum tentang paguyuban.
Berikut ini adalah hasil pencarian saya (Kemitraan Sekolah dengan Keluarga dan masyarakat, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Jakarta Januari 2016 )
Kemitraan pendidikan adalah kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat yang berlandaskan pada asas gotong royong, kesamaan kedudukan, saling percaya, saling menghormati, dan kesediaan untuk berkorban dalam membangun ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi peserta didik.
Tujuan program kemitraan satuan pendidikan dengan keluarga dan masyarakat untuk: (1) Menguatkan jalinan kemitraan antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam mendukung lingkungan belajar yang dapat mengembangkan potensi anak secara utuh; (2) meningkatkan keterlibatan orang tua/wali dalam mendukung keberhasilan pendidikan anak di rumah dan di sekolah; dan (3) meningkatkan peran serta masyarakat dalam mendukung program pendidikan di sekolah dan di masyarakat.
Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dirancang agar terbentuk ekosistem pendidikan yang dapat mendorong tumbuhnya karakter dan budaya prestasi semua warga sekolah. Untuk mewujudkan harapan tersebut, maka kemitraan dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip-prinsip berikut.
1. Kesamaan
Hak, Kesejajaran, dan Saling Menghargai
Kemitraan
antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dapat terjalin secara dinamis dan harmonis
apabila semua unsur yang terlibat memiliki kesamaan hak, kesejajaran, dan
saling menghargai
sesuai dengan peran dan fungsinya. Prinsip ini akan mendorong peran aktif dan sukarela dari semua pihak untuk terlibat mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi program kemitraan.
2. Semangat
Gotong Royong dan Kebersamaan
Kemitraan
dibangun atas dasar semangat gotong royong
dan kebersamaan. Prinsip ini akan terjadi jika semua pihak merasakan ada
kebutuhan dan kepentingan yang sama terkait dengan pendidikan
anak atau peserta didik. Prinsip ini akan menumbuhkankan keinginan dari semua pihak
untuk berkolaborasi dan bersinergi untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang
dapat memberi
pengalaman belajar yang kaya kepada peserta didik.
3. Saling
Melengkapi dan Memperkuat
Pihak
sekolah tak mungkin mampu melayani semua kebutuhan belajar peserta didiknya. Sekolah
juga memiliki keterbatasan. Untuk itu, perlu dijalin kemitraan dengan orang tua
dan masyarakat
sehingga tercipta kolaborasi
pendidikan yang saling melengkapi dan memperkuat sesuai perannya masing-masing.
4. Saling
Asah, Saling Asih, dan Saling Asuh
Prinsip
saling asah, saling asih, dan saling asuh diharapkan dapat mewujudkan
terjadinya proses berbagi pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan
nilai/norma antara satu dengan lainnya. Serta terjadi proses saling belajar antara pihak sekolah, keluarga, dan
masyarakat yang dilandasi rasa cinta dan kasih sayang dalam rangka menciptakan
ekosistem pendidikan yang baik bagi peserta didik.
Pengorganisasian program
kemitraan dapat diawali dengan kegiatan yang dikemas secara informal agar orang
tua/wali dan masyarakat merasa nyaman dan tergerak untuk berpartisipasi secara
aktif. Secara perlahan pola kemitraan diarahkan kepada bentuk kegiatan
yang formal. Media organisasi yang dapat dikembangkan di sekolah, di antaranya:
1. Paguyuban
Orang Tua/Wali di Tingkat Kelas
Paguyuban
orang tua/wali di tingkat kelas dibentuk agar semua orang tua/wali peserta
didik dapat terlibat aktif dalam berbagai kegiatan kemitraan. Melalui
media paguyuban ini pihak sekolah berfungsi sebagai inisiator, fasilitator, dan
pengendali kemitraan untuk dapat: (1) mensosialisasikan
program dan kegiatan kemitraan kepada
semua orang tua sehingga mereka dapat
memahaminya dan tergugah untuk berpartiispasi aktif; (2) mengidentifikasi
orang tua mana yang aktif dan tidak dengan berbagai alasannya; (3) dapat
mendiskusikan dengan orang tua lain yang aktif untuk mencari solusinya; (4) .memulai
program dan kegiatan kemitraan dan berkomunikasi dengan orang
tua tentang; (5) perkembangan
peserta didik; (6) membangun
komunikasi agar terjadi keselarasan dalam pola pendidik, pengasuhan, pengarahan,
motivasi antara sekolah dengan keluarga/orang tua; dan (7) .mendiskusikan
untuk mencari solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi peserta didik
dalam belajar, baik pihak sekolah
maupun orang tua.
2. Membentuk
Jaringan Komunikasi dan Informasi
Komunikasi
dan informasi merupakan kunci keberhasilan dalam menjalin kemitraan antara sekolah,
keluarga, dan masyarakat. Karena itu,
perlu dirancang media-media yang dapat dimanfaatkan
sebagai jaringan komunikasi antara ketiga pihak tersebut. Media komunikasi dan informasi
yang perlu dibentuk, di antaranya:
a. Dokumen RAPK;
b. Buku penguhubung antara pihak sekolah dengan
orang tua;
c. Pertemuan tatap muka antara pihak sekolah
dengan orang tua:
1) Pertemuan yang melibatkan
semua orang tua, jika ada informasi yan perlu diketahui oleh semua orang tua.
2) Pertemuan antara
guru/wali kelas atau kepala sekolah dengan orang tua tertentu, jika ada permasalahan
khusus menyangkut seorang peserta didik.
d. Surat
menyurat dan/atau surat edaran;
e. Leaflet, booklet, banner, dan lainnya; dan Media sosial: Facebook, pesan pendek, Whatsapp, Twitter.
Setelah saya mempelajari bahwa salah satu bentuk program
kemitraan adalah Paguyuban maka pada hari Rabu, 2 Oktober 2017 saya bersama
mama Nilam mengadakan pertemuan dengan lima orang perwakilan masing-masing
kelas. Sekolah ini terdiri dari 14 kelas yaitu 5 kelas VII, 5 kelas VIII dan 4
kelas IX. Berdasarkan hasil musyawarah mufakat, maka disepakati bahwamasing-masing
kelas siap membentuk paguyuban kelas.
Untuk kelas 8.4 saya ditunjuk sebagai ketua paguyuban
kelas . Dengan profesi saya sebagai pengawas sekolah dan Pembina sekolah
adiwiyata, maka saya termotivasi dan harus berjuang keras karena disamping
memng tanggungjawab profesi pada pekerjaan tetapi yang lebih penting
lagi bahwa putri saya Bening sebagai ketua OSIS tentu mengharapkan sekali
kehadiran, dukungan dan support dari saya sebagai orang tua. Saya selalu menekankan pada semua orang dalam setiap kegiatan saya bahwa keberhasilan suatu kegiatan adalah karena adanya tim work yang solid. Saya didampingi dengan semua orang tua yang berjumlah 28 orang mersa sangat terbantukan dan sangat berterimakasih karena mereka selalu hadir karena awalnya apa yang mereka lakukan adalah untuk putra dan putri mereka. Tim work saya yang berjumlah 28 orang ini selalu memberikan motivasi kepada kami semua bahwa apa yang kita lakukan ini adalah untuk kepentingan bersama.
Banyak hal yang ada dalam angan-angan saya ingin saya wujudkan dalam paguyuban kelas ini. Tapi itu tentu tidak mungkin dilaksnakan dalam waktu yang singkat. Maka untuk saat ini kami memperioritaskan kegiatan kami di dalam kelas karena kelas adalah rumah kedua bagi anak-anak kami sehingga jika ruangan kelas mereka menyenangkan tentu mereka akan sangat senang sehingga juga akan berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran mereka.
Banyak hal yang ada dalam angan-angan saya ingin saya wujudkan dalam paguyuban kelas ini. Tapi itu tentu tidak mungkin dilaksnakan dalam waktu yang singkat. Maka untuk saat ini kami memperioritaskan kegiatan kami di dalam kelas karena kelas adalah rumah kedua bagi anak-anak kami sehingga jika ruangan kelas mereka menyenangkan tentu mereka akan sangat senang sehingga juga akan berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran mereka.
Hal pernata kali yang saya laukan adalah melakukan
analisa kebutuhan sekolah. Berikut ini hasil diagnosis :
ANALISIS
KEBUTUHAN KELAS 8,4
NO
|
URAIAN
|
KELEMAHAN
|
KEKUATAN
|
RENCANA AKSI
|
1.
|
CAT DINDING
|
SEBAGIAN BERSIH
|
SEBAGIAN KOTOR
|
MENGECAT DINDING
|
2.
|
PERLENGKAPAN ADMINISTRASI KELAS
|
BELUM ADA PERANGKAT ADMINISTRASI KELAS
|
MEMBUAT PERANGKAT ADMINISTRASI KELAS
|
|
3.
|
STOP KONTAK
|
STOP KONTAK RUSAK
|
MEMPERBAIKI STOP KONTAK
|
|
4.
|
AC
|
TIDAK BISA DIGUNAKAN KARENA DAYA RENDAH
|
MENAIIKAN DAYA
|
|
MENGGANTI DENGAN KIPAS ANGIN
|
||||
5.
|
MEJA
|
ADA SEBAGIAN MEJA YANG SUDAH RUSAK
|
MEMPERBAIKI MEJA YANG RUSAK
|
|
6
|
ALAS MEJA
|
ADA SEBAGIAN ALAS MEJA SUDAH RUSAK
|
|
|
7.
|
KURSI
|
SEBAGIAN KURSI PLASTIK DAN SEBAGIAN KURSI KAYU
|
|
|
8.
|
GORDEN
|
SEBAGIAN MASIH BAGUS DAN SEBAGIAN HILANG
|
|
|
9.
|
LEMARI PENYIMPANG ALAT PEMBERSIH
|
MASIH BERUPA RAK YANG BELUM DICAT
|
MEMPERINDAH DENGAN CARA MENGECAT
|
|
10.
|
LEMARI
|
BELUM ADA LEMARI/LOCKER
|
MEMBUAT/MEMBELI LEMARI
|
|
11.
|
MADING KELAS
|
BELUM DIKELOLA DENGAN BAIK
|
MENGELOLA MADING KELAS
|
|
12.
|
HIASAN KELAS
|
BELUM ADA HIASAN KELAS
|
MEMBUAT HIASAN KELAS DARI BAHAN BEKAS
|
|
13.
|
TAMAN KELAS
|
BELUM ADA TAMAN KELAS
|
MEMBUAT TAMAN KELAS
|
|
14.
|
POJOK LITERASI
|
BELUM ADA POJOK LITERASI
|
MEMBUAT POJOK LITERASI
|
Setelah
melakukan analisis kebutuhan, maka dipilih dan dipilah mana yang penting yang
harus dilakukan. Akhirnya disepakati bahwa pada tahap ini kegiatan yang akan
dilakukan adalah: (1) Mengecat dinding kelas; (2) Memperbaiki jaringan listrik;
(3) Memperbaiki laci meja; (4) Mencuci AC ; (5) Mengganti kursi plastik; (6) Memperbaiki
jendela
Setelah tu kami siap melakukan aksi tindak
lanjut yaitu pada hari Sabtu dan Minggu,
10 dan 11 Desember 2017, kami semua
orang tua hadir ke sekolah melaksanakan gotong royong. Sebagian orang tua mengecat ruangan., sebagian
lagi memperbaiki laci meja. Satu hal yang saya perhatikan adalah antusias orang tua bekerjasama supaya ruangan kelas anaknya kelihatan rapid dan
bersih.
Satu hal lagi yang ingin saya sampaikan bahwa
uang bukan penentu segalanya, tapi niat yang ikhlas dari semua orang tua untuk
terlibat langsung dalam kegaiatan sekolah
menunjukkan bahwa komitmen yang kuat
dari kita semua orang tualah yang menjadi pemicu semua itu bisa menjadi
kenyataan.
Akhirnya pada hari Kamis, 14 Desember 2017, apa
yang kami impikan yaitu kelas yang nyaman
akan segera terwujud. Impian yang menjadi kenyataan karena semua pihak terlibat
langsung dalam kegiatan aksi membuat kelas menjadi nyaman dan indah.
Pada pembagian rapor besok Sabtu, 16 Desember
2017, sebagian orang tua yang tidak sempat hadir bersama kami dalam melaksanakan
kegiatan royong bisa akan bisa melihat perbedaan dan perbandingan antara kelas ketika
mereka hadir pada saat pembagian hasil tengah semester dengan kelas yang sudah
diutak atik oleh orang tua pada pembagian hasil rapor.
Satu motto yang ingin saya sampaikan bahwa “BERSAMA KITA BISA”
Pada kesempatan ini saya mengajak kita bersama bahwa kepedulian kita para orang tua adalah sangat diperlukan sekali. Tanpa eksistensi kita keopada sekolah maka sekolah akan timpang ibarat tungku masak yang terdiri dari tiga kaki atau penyanggah, maka jika di sekolah diibaratkan ketiga tiang tungku adalah orang tua, siswa dann sekolah, jika hilang salah satu tiang maka sekolah akan pincang.
Oleh karena itu mari kita bersama-sama, apalagi kita yang bergerak di dunia pendidikan menyamakan persepsi, visi dan misi kita bahwa paguyuban adalah sebagai wadah kita sebagai orang tua untuk saling berkomunikasi, saling berdiskusi, saling berbagi ilmu dalam mendidik dan membimbing anak-anak kita. jangan masalah pendidikan kita serahkan hanya kepada pihak sekolah.
Ayo bersama-sama mewujudkan kualitas dan mutu pendidikan melalui paguyuban sekolah
Akhirnya saya serahkan semua ini kepada pembaca, apakah ini dikategorikan senasi atau motivasi.???
Oleh karena itu mari kita bersama-sama, apalagi kita yang bergerak di dunia pendidikan menyamakan persepsi, visi dan misi kita bahwa paguyuban adalah sebagai wadah kita sebagai orang tua untuk saling berkomunikasi, saling berdiskusi, saling berbagi ilmu dalam mendidik dan membimbing anak-anak kita. jangan masalah pendidikan kita serahkan hanya kepada pihak sekolah.
Ayo bersama-sama mewujudkan kualitas dan mutu pendidikan melalui paguyuban sekolah
Akhirnya saya serahkan semua ini kepada pembaca, apakah ini dikategorikan senasi atau motivasi.???
Saya mengucapkan ribuan terimakasih kepada Bu Raja Hernawati, S.Pd (Kepala Sekolah) yang telah memberikan keleluasaan kepada kami untuk menata ruangan kelas anak-anak kami, Pak Taufiq selaku wali kelas, bapak dan ibu majelis guru, ayahnda dan ibunda dari Haikal Pranata, Yosi Prasetya, Siti Raudah, Ananda Dita, Siti Eldiani, Suci Ramadhani, Suciyati Amanda, Selvi Ayu Dwi, Hanny Aqilah, Rindi Apriliani, David Yudha, Akbar Rizki, Paras Gemilang, Dita Maharani, Dian Fahira, Vivi Indriani, Mutiara Fatiha, Kukuh Nurhidayat, Andi Regina, Amelia Fitri, Hibatul Haqqi, Andree Marco, Sasya, Syarifah Mesisy, Alya Syafika, Henda
Komentar
Posting Komentar